Cinta untuk Almira

Cerita & tulisan ini dicopas dari sumber aslinya guna men-share kepada sahabat blogger lainnya...

Kedipan genit Blackberry membuat saya terpaksa menyentuh benda yang kian jarang saya sentuh itu. Pesan dari Mama Bara, berisi link dan icon sedih. Saya buka link itu, dan terlihatlah foto bayi montok dengan leher terbuka di FB. Iya. Terbuka. Seperti (maaf) digorok. Lalu bagaimana kita bisa diam setelah melihat foto itu?


bayi yang menderita leukimia

Leher yang bolong karena infeksi :,((

Foto FB yang saya lihat adalah postingan teman Sylvi, bunda dari Almira Ramadhani Uzma, bayi tersebut. Setelah saya telurusi komen di foto tersebut, ternyata ada akun FB Sylvi. Saya baca timeline Sylvi dan mengikuti perkembangan Almira sembari ikut merasakan duka sang bunda. Ia bercerita tentang Almira yang harus dikemoterapi karena penyakit leukimia. Tentang keputusannya membawa pulang Almira dari rumah sakit karena kehabisan biaya. Tentang beratnya beban yang ia rasakan dan keputusasaan. Usahanya mencari pinjaman yang gagal... Duh... Yang paling membuat saya sedih adalah ceritanya ingin mengakhiri hidup. Ya, kadang saat kita merasa terhimpit, satu-satunya jalan keluar yang kita lihat adalah pulang. Kembali ke Pencipta. Namun tidak dengan mati, Sylvi... Dengan sujud :)

Jadi kemarin, Kamis, 27 Juni 2013, saya putuskan untuk ke Bandung menjenguk Almira. Di perjalanan saya telpon Sylvi dan mendapat ijinnya untuk menjenguk sekaligus menyebarkan berita tentang Almira agar banyak yang membantu. Sayangnya, Sylvi sudah harus kembali ke kantor. Sama seperti suaminya,  Iman Suherman, Sylvi bekerja sebagai buruh pabrik. Ia di pabrik sepatu sementara suaminya di pabrik tissue. Ia sudah sempat mengambil cuti 2 bulan untuk menunggui Almira di RS. Sementara ini yang menemani Almira adalah ibunda Sylvi, Bu Lisna.

Siang itu RSIA Hermina, Pasteur, Bandung terlihat penuh. Saya langsung menuju lantai 3 dan bertemu dengan Bu Lisna yang masih muda dan ramah. Saya tertegun melihat ketegaran seorang perempuan. Di bibirnya ia tersenyum dengan gurat pedih jelas terlihat di mata. Saya lihat di ranjang Almira bangun dan melihat dengan mata ingin tahu :)

Kami saling memandang, lalu Almira mengeluarkan bunyi-bunyi kecil, seperti erangan putus-putus. Tampaknya ia ingin mengadu bahwa lehernya yang diperban sakit sekali. Pipinya yang keras dan lucu juga sakit sekali. Tiap kali neneknya menyentuh pipinya itu dia menangis pelan. Tangannya diinfus, kakinya juga penuh luka. Kasihan sekali kamu, Nak :(

bayi yang menderita luekimia

Almira, 27 Juni kemarin. Semangat ya, Nak :)


"Almira ini kuat sekali. Bayangkan, dengan leher bolong seperti itu, tangan diinfus, bokong yang juga bolong, namun kalau saya mengajaknya bermain, dia masih bisa joget-joget. Saya nyanyi untuk dia, tapi perlahan air mata saya mengucur..." bu Lisna mengambil tissue. Saya tidak bisa berkomentar apa-apa. Hanya elusan di punggung, semoga bisa meringankan beban rasa.

bayi yang menderita leukimia

Almira bersama Nenek, Bu Lisna yg tabah

Melihat video dan foto-foto yang tersimpan di ponsel bu Lisna, sungguh tak tega. Ada video yang jelas menunjukkan leher Almira yang banyak nanahnya, mata Almira yang bengkak juga karena nanah, dan bokong Almira yang luka seperti bolong, ada daerah hitam yang ternyata merupakan kulitnya yang sudah mati. Saat mengobrol dengan Bu Lisna, seorang dokter masuk untuk memeriksa telinga Almira dan memberitahu kalau gendang telinganya pecah. Astaghfirullah... :(

Kondisi tubuh Almira memang drop karena menerima chemo dosis tinggi. Kulitnya infeksi, itu yang menyebabkan leher dan bokongnya luka. Saya sungguh tak tega membayangkan penderitaan bayi 10 bulan itu...

"Dia harus 2,5 tahun menjalani pengobatan kemoterapi, Mbak," cerita Bu Lisna. Banyak harta mereka sudah dijual untuk dana tambahan Almira. TV pun mereka tak punya lagi. Setiap hari ada resep yang harus ditebus. Tentu saja gaji orang tua Almira tak cukup untuk pengobatannya. Awalnya Almira mereka bawa ke rumah sakit negri, namun dari subuh mereka di sana hingga sore hari, tidak ada yang mau melayani dan membantu. Selalu disuruh tunggu dan tunggu. Karena kondisi Almira yang sudah turun, akhirnya atas saran seorang dokter Almira dibawa ke RS Hermina, Pasteur.

Karena air mata dan rasa kasihan saja tidak menyelesaikan masalah, maka mari kita bantuin Almira, yuk! :)

1. Sumbang uang semampunya. InshaAllah mampu kok! Meski mungkin terasa berat karena diri sendiri banyak kebutuhan, tapi yakinlah, Allah SWT akan mengganti dengan berlipat. Ini kesempatan kita membersihkan harta. Uang cuma titipan, banyak hak orang lain di sana :) Silahkan salurkan ke Almira yang benar-benar butuh bantuan. Dibanding habis dipakai belanja atau jajan di cafe, kebahagiaan fana yang belum tentu manfaat.

2. Doakan Almira. Sebut namanya dalam sujudmu, ingat dia ketika kau mengadu pada Tuhan. Mohon doakan kesembuhannya agar Almira lekas sehat dan bisa bermain lagi. Kekuatan doa itu luar biasa!

3. Sebarkan berita. Gunakan jejaring sosial seperti Twitter, FB, BBM, Mailing list, dan lain-lain. Bisa jadi kita hanya punya sedikit harta untuk membantu Almira, namun ada teman yang rejekinya lebih banyak dan ingin membantu. Jangan ragu mengajak kebaikan :) Benih kebaikan akan tumbuh menjadi pohon harapan, dan berbuah cinta yang membuat dunia tempat yang indah untuk ditinggali.

Berikut adalah nomor rekening bank Sylvi, mama Almira.
Bank Mandiri Cabang Pupuk Kujang Cikampek
Sylvi Imbarawati
1320011474450


bayi yang menderita leukimia
Almira belajar berjalan :)


bayi yang mendeita leukimia
Si cantik seperti boneka

============================================================

Nama saya Azza Waslati. Dengan ini saya menjamin ini bukan berita hoax atau bohong. Saya sudah bertemu langsung dengan Almira dan neneknya, Ibu Lisna. Saya pun sudah ijin melalui telpon pada bunda Almira, Sylvi untuk menulis blog ini.

Tidur tak nyaman membayangkan banyak saudara-saudara kita yang menderita. Ada andil kita dalam kesengsaraan itu. Apa yang kita lakukan untuk meringankan beban mereka? Bisa jadi sekarang kita bisa nyaman menikmati semua kelebihan yang kita miliki, namun siapa menjamin besok-besok kita tidak mengalami hal yang sama? Saya doakan teman-teman semua selalu memiliki rejeki berlebih agar bisa bermanfaat bagi sesama, dilimpahi hati yang lapang, agar tenang, bahagia dan banyak pahala yang bisa menjadi tabungan di kehidupan selanjutnya :)

Saya tidak mempublikasikan nomor keluarga Almira karena tidak ingin mereka terganggu dan bisa fokus merawat Almira. Namun bila ada yang benar-benar membutuhkannya, silahkan email saya ke miogagaro@gmail.com. Dengan izin mereka, akan saya berikan nomor ponselnya. Saya menganjurkan teman-teman untuk datang langsung ke RS dan memberi dukungan moral bagi Almira juga keluarga. Memiliki teman berbagi duka bisa memberi tambahan tenaga agar bisa bertahan hingga esok.

Let's save humanity, show love and compassion.

-Azza-


sumber tulisan dan gambar:
bilmana terdapat kesalahan, mohon dirakat, terima kasih

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Cinta untuk Almira

0 komentar:

Posting Komentar