Terlahir cacat bukan suatu pilihan hidup tapi sebuah kenyataan yang harus dijalani dengan penuh kesabaran, baik bagi individu penyandang disabilitas itu sendiri maupun bagi keluarganya. Jika harus memilih mereka pun tak ingin menjatuhkan pilihannya sebagai penyandang disabilitas. Selain banyak mimpi, harapan dan pekerjaan yang sulit diraih, stigma masyarakat terhadap penyandang cacat sampai saat ini masih rendah. Namun disamping itu ada beberapa perusahaan kini telah banyak menerima karyawan penyandang disabilitas, seperti:
1. Radio Sama FM Semarang
Berbeda dengan kebanyakan radio yang mengudara di kota Semarang dan sekitarnya yang dikelola dan digawangi penyiar normal, orang-orang dibalik Radio SAMA FM Semarang sebagian besar adalah penyandang tuna netra. Mengudara sejak 17 Oktober 2010, siaran radio ini dapat dinikmati oleh pendengar setia di frekuensi 107.7 MHz dalam radius lima kilometer di sekitar Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Setiap hari sejak pukul 14 siang hingga pukul 22 malam, para penyiar dan operator tunanetra menghadirkan berbagai acara, mulai dari perbincangan kesehatan, musik, pengajian, hingga buku bicara.
Radio yang mengusung semboyana "Inspirasi dan Motivasi" ini diprakarsai oleh bapak Basuki, pendiri komunitas Sahabat Mata. Meskipun dengan keterbatasan fisik, suara para penyiar Radio SAMA FM Semarang tidak kalah dengan penyiar radio lainnya. Sebut saja Sofyan dan Siti Maimunah, penyandang tuna netra total.
Selain fasih membawakan acara, Sofyan dkk juga lihai mengoperasikan sendiri perangkat siaran seperti satu set komputer dengan mixer dan microphonenya yang tidak jauh berbeda dengan lainnya. Anda suka mendengarkan siaran radio bernuansa Islami? Radio SAMA FM Semarang pilihannya.
2. Carrefour
PT Trans Retail Indonesia selaku pemegang merek Carrefour Indonesia bakal melakukan gebrakan. Salah satunya dengan memberikan kesempatan orang berkebutuhan khusus bekerja di gerai Carrefour.
"Bahwa kita menjalin kerjasama dengan Departemen Sosial Balai besar vocational Bina Daksa Cibinong Bogor untuk kita mempekerjakan karyawan berkebutuhan khusus di areal kasir dan customer service," ungkap Head of Public Affair Carrefour Indonesia Satria Hamid
Tahap pertama, Carrefour Indonesia mempekerjakan 2 karyawan berkebutuhan khusus di gerai terbaru Carrefour di Pluit Village Jakarta Utara. Namun Satria menyebut, cara ini akan dilakukan secara bertahap di semua gerai Carrefour.
"Kita akan bantu mereka. Sekarang masih dua karyawan kita seleksi. Tetapi mereka sekolah dulu 1 tahun. Kita siap bantu. Kita sediakan juga fasilitas untuk mereka," katanya.
Berkebutuhan khusus (Heward) yakni seseorang dengan karakteristik khusus yang berbeda pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam berkebutuhan khusus antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar.
3. Permata Bank
PermataBank secara konsisten mewujudkan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) melalui berbagai aktivitas kepedulian terhadap masyarakat disekitarnya. Bersama dengan Yayasan Mitra Netra (YMN), PermataBank memberikan kesempatan kepada penyandang tunanetra sebagai petugas Telesales (Telesales Agent). Hadir dalam acara kemitraan ini Lauren Sulistiawati-Direktur Retail Banking PermataBank, jajaran Direksi PermataBank, Aria Indrawati-Yayasan Mitra Netra, Agina Siti Fatimah-Presiden Direktur PT Infomedia Nusantara dan Farid dari Advanced Career Indonesia pada tanggal 10 Agustus 2010 di PermataBank cabang Melawai.
Para penyandang tunanetra ini menjalankan tugasnya seperti layaknya petugas Telesales yang lainnya dengan menggunakan komputer dan telepon yang sama. Namun demikian untuk mendukung dan memudahkan pekerjaannya, disediakan aplikasi Text to Speech yang dapat menerjemahkan bahasa tulisan atau text menjadi bahasa suara. Dengan bahasa suara dan kelengkapan tambahan lainnya seperti panduan produk dalam bentuk huruf Braille, para petugas Telesales ini diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
4. Hotel Crown Plaza, Bank CIMB Niaga, dan ISS Indonesia.
"Tunanetra bekerja di perusahaan"? Itu memang ikhtiar yang masih sangat menantang.
Tantangan ada di dua sisi. Pertama, Di sisi tunanetra sendiri. Diperlukan persiapan khusus untuk membantu para tunanetra agar lebih siap bekerja di arus utama. Persiapan telah dimulai saat membantu tunanetra agar dapat menempuh pendidikan di sekolah umum hingga perguruan tinggi secara inklusif. Selanjutnya,melengkapi mereka dengan pelbagai ketrampilan, meliputi hard skill, misalnya ketrampilan menggunakan komputer, dan soft skill, antara lain bagaimana tunanetra memiliki ketrampilan untuk menyiapkan diri mengikuti wawancara, serta bagaimana agar dapat membangun relasi sosial dan mengembangkan diri saat bekerja kelak.
Tantangan kedua adalah meyakinkan masyarakat pemberi kerja, bahwa tunanetra juga dapat berperan dalam proses mendapatkan keuntungan di perusahaan mereka.
Mengatasi kedua tantangan inilah yang antara lain Mitra Netra lakukan selama ini. Perlahan tapi pasti, kini mulai ada hasilnya.
Setelah berhasil dengan perusahaan-perusahaan sebelumnya, Pada bulan Mei lalu, tiga perusahaan mulai menjalin kerja sama dengan Mitra Netra untuk penempatan tenaga kerja tunanetra. Mereka adalah, Hotel Crown Plaza, Bank CIMB Niaga, dan ISS Indonesia. Di hotel Crown Plaza, seorang tunanetra diterima bekerja sebagai operator telepon dan order taking service. Di Bank CIMB Niaga lima tunanetra diterima bekerja sebagai tele marketer. Sedangkan di ISS Indonesia, sebuah perusahaan jasa training, dua tunanetra diterima bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris.
Dari ketiga bidang pekerjaan tersebut, kesempatan yang baru pertama kali tunanetra dapatkan adalah menjadi pengajar bahasa Inggris. Hal ini berawal ketika Mitra Netra menjalin kerja sama dengan hotel Inter Continental untuk membantu tunanetra magang bekerja di tahun 2009 lalu. Salah satu kesempatan yang diberikan saat itu adalah menjadi pengajar bahasa Inggris untuk karyawan harian di hotel tersebut. Saat Ari Kurnianto, manager HRD Hotel Inter Continental pindah ke ISS Indonesia, ia membawa ide tersebut ke perusahaan tempat ia bekerja saat ini. Langkah yang ia lakukan mencerminkan bahwa Ari telah memiliki perspektif yang benar tentang tunanetra; di mana pun ia berada, ia menerapkannya.
5. Kedaung Grup
Sisi Lain dari KEDAUNG GROUP, BELAJAR DARI KERENDAHAN HATI DARI TUNA DAKSA.
Setelah gelas kaca diberi pola dengan spidol, ia mulai mengukir dengan bantuan mesin gerinda. Sesekali ia mengelap serbuk gelas yang menutupi pola, lalu mulai lagi. Kedua tangannya dengan cepat dan bertenaga berpacu dengan bunyi mesin gerinda. Setelah beberapa lama, gelas sudah terukir dengan motif bambu lengkap dengan daunnya. Sangat cantik. Dan yang lebih membanggakan adalah sang pengukir, Pak Slamet dan Pak Yono adalah penyandang cacat fisik (tuna daksa).
Slamet dan Pak Yono adalah 2 dari 18 orang penderita cacat fisik yang dipekerjakan oleh Kedaung Group, produsen aneka barang rumah tangga terbesar di Indonesia ini.
Pak Slamet mulai bekerja di Kedaung sejak tahun 1980. Waktu itu, setelah lulus SMA ia mendengar dari mulut ke mulut bahwa pabrik Kedaung di Semarang menerima karyawan tuna daksa. Setelah ditest, ia akhirnya diterima di bagian enamel (pelapisan), setelah beberapa lama minta dipindahkan ke bagian ukir karena lebih menantang. �Di bagian ukir, saya berharap bisa lebih berkembang dan belajar membuat motif,� jelas bapak 2 anak ini.
Tahun 2008, pabrik Kedaung di Semarang ditutup karena suatu hal, tetapi khusus untuk para penyandang cacat, perusahaan menawarkan karyawannya pindah tempat kerja di Cikande, Jawa Barat. Ternyata ada 18 orang yang mau mengikuti usulan perusahaan, termasuk Pak Slamet dan Pak Yono.
Pak Slamet mengaku sudah lupa berapa motif ukiran yang ia buat selama 30 tahun bekerja di Kedaung Group. Mungkin seratus atau bahkan ribuan. Yang jelas, ide pola bisa ia dapatkan dari mana saja seperti majalah, televisi, tanaman, dan masih banyak lagi.
Dijelaskan Slamet, ia dan karyawan tuna daksa lainnya sangat bangga karena tenaga dan keahliannya dihargai oleh perusahaan. Tidak ada perbedaan gaji ataupun fasilitas dibanding yang normal. Hasil dari kerja kerasnya, Pak Slamet bisa membiayai kedua anaknya, bahkan anak paling besar sudah masuk perguruan tinggi.
Menurut James de Raves, Kedaung Group berhasil menciptakan pekerjaan untuk penyandang tuna daksa sesuai kemampuannya. Penyandang tuna daksa yang bekerja di tempatnya menunjukkan loyalitas dan keseriusan yang luar biasa dalam bekerja. Mereka tidak pernah mengeluh kalau diminta bekerja lembur dan mereka berhasil menciptakan desain dan hasil kerja dangan kualitas produk yang sangat memuaskan. �Kami puas dengan kerja dan semangat mereka,� jelas lelaki asal Amerika ini. Semoga semakin banyak perusahaan yang merekrut dan memperkerjakan mereka, sehingga Indonesia Kreatif, Indonesia Sejahtera yang menjadi semboyan Kedaung Group bisa cepat tercapai.
6. Wartawan di Mitra Netra Online
Sejumlah penderita tunanetra di Jakarta berhasil membuktikan diri sebagai jurnalis. Benarkah? Anda bisa buktikan dalam situs berita www.mitranetra.or.id, media yang dikerjakan oleh para wartawan tunanetra.
Salah satunya reporternya adalah Fitriana, sarjana lulusan Universitas Riau, yang bekerja di Mitra Netra Online sejak beberapa tahun silam. Saat ditemui SCTV di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, belum lama ini, dia terlihat sibuk menulis berita di sebuah komputer khusus tunanetra usai pulang liputan. Komputer tersebut dilengkapi software pembaca layar yang berguna bagi penderita tunanetra dalam mengoperasikan komputer.
Sebelum dipublikasikan, naskah buatan Fitriana juga diedit oleh redaktur yang juga penderita tunanetra. Setelah proses editing selesai, berita akan dipublikasikan di website www.mitranetra.or.id milik Yayasan Mitra Netra tersebut.
Menurut Pemimpin Redaksi Mitra Online Aria Indrawati, medianya mempekerjakan tiga reporter dan dua redaktur tunanetra. Selain itu, pihaknya juga menerima berita dari beberapa kontributor tunanetra yang bekerja di sejumlah daerah.
Selain menyelenggarakan kegitan jurnalistik, Yayasan Mitra Netra ini juga memproduksi buku-buku untuk tunanetra. Setidaknya ada 856 judul buku untuk tunanetra yang kebanyakan merupakan buku pelajaran yang menggunakan huruf braile.
7. Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank Indonesia merekrut karyawan tuna netra pertama bernama Fien Adriani, sebagai Help desk CRES Team mulai Juni 2008. Sebelum bergabung dengan Standard Chartered Bank Indonesia, Fien bekerja sebagai Operator sekaligus sebagai Customer Service di perusahaan Tours & Travel dan berlanjut menjadi Senior Secretary di perusahaan induknya. Setelah tamat dari Institut Bahasa Asing di Bandung, Jawa Barat, jurusan Sastra Jerman, Fien memberikan kursus privat untuk mengajar bahasa Inggris dan Jerman. Salah satu siswanya adalah isteri dari Aa Gym, seorang Guru Spiritual. Perekrutan Fien jelas merefleksikan prinsip Diversity & Inclusion yang kami miliki di Bank kami, dimana kami memberikan kesempatan yang sama untuk setiap orang untuk berada di tim kami. Merupakan hal yang sangat penting untuk membuat setiap karyawan merasa dihargai dan dihormati seperti apa adanya diri mereka dan untuk hal-hal yang mereka dedikasikan kepada perusahaan tanpa membedakan jenis kelamin atau perbedaan lainnya, sebagai bagian dari usaha kami untuk mencapai janji kami: Memimpin dengan Keteladanan, menjadi Mitra Terpercaya.
8. AstraWorld
Mengacu pada salah satu butir Catur Dharma yakni menghormati sesama dan membina kerja sama, AstraWorld memberikan kesempatan yang sama bagi putra-putri terbaik untuk bergabung di perusahaan. Tidak terkecuali untuk penyandang tunanetra. Sejak April 2011 AstraWorld merekrut penyandang tunanetra sebagai call center agent (CCA). Januari 2013 lalu, AstraWorld menambah dua orang lagi penyandang tunanetra sebagai CCA. Hingga saat ini total empat orang penyandang tunanetra bekerja sebagai CCA AstraWorld.
Proses rekrutmen untuk CCA tunanetra tidak berbeda dengan karyawan lainnya. Tetap mengutamakan azas kesetaraan, proses rekrutmen CCA tunanetra di AstraWorld lebih ditekankan pada penggalian minat dan motivasi mereka dalam memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. �Kami ingin menunjukan, sebagai tunanetra kami juga tetap bisa bekerja, berkarya dan berkompetisi dengan karyawan-karyawan lainnya�, tutur Hendra Kurniawan, salah seorang CCA tunanetra di AstraWorld.
Keempat CCA ini bertugas di Juanda site, di bagian telemarketing, khususnya untuk projek-projek yang berkaitan dengan teleprobing PT Federal International Finance (FIF) dan AstraWorld. Tugas mereka melayani pelanggan FIF yang akan melakukan pembelian ulang (repurchase) sepeda motor baru atau menawarkan produk-produk FIF lainya.
Produktivitas yang ditunjukan oleh CCA tunanetra tidak mengecewakan, bahkan hasil yang mereka capai di atas rata-rata CCA lainnya. Sebagai langkah selanjutnya, AstraWorld berencana menambah CCA penyandang tunanetra untuk menjalankan projek-projek yang dipercayakan oleh klien kepada AstraWorld.
9. PNS Tunanetra diangkat jadi pejabat
Kekurangan fisik bukan halangan untuk menggapai cita-cita. Salah satunya Elon Carlan SPd MPd. PNS yang menyandang tunanetra itu bisa menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Elon akhirnya dilantik Bupati H Aang Hamid Suganda sebagai pejabat di setda Kuningan, bersama pejabat lainnya.
Mungkin ini kali pertama dalam sejarah birokrasi Indonesia, seorang tunanetra dilantik menjadi pejabat. Keberanian itu ditunjukkan Bupati H Aang Hamid Suganda yang melantik Elon Carlan sebagai Kasubag Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Bagian Kesra Setda Kuningan. Pelantikan ini juga mengikis diskriminasi bagi para penyandang cacat. Elon ibaratnya membuka keran bagi PNS penyandang cacat lainnya untuk bisa menduduki jabatan strategis di lingkungan pemkab.
Bagi Pemkab Kuningan, dilantiknya PNS penyandang cacat atau berkebutuhan khusus menjadi pejabat adalah sejarah baru. Dibandingkan pemkab lainnya, Pemkab Kuningan lebih akomodatif dan menghargai kemampuan PNS penyandang cacat. Faktor kemampuan serta dedikasi dari Elon menjadi penyebab dilantiknya pria asal Desa Cikeusal, Kecamatan Cimahi itu menjadi pejabat teras pemkab.
Bupati H Aang Hamid Suganda ternyata sangat bangga dengan Elon Carlan. Bahkan bupati melihat, Elon memiliki kemampuan lebih dibanding PNS normal lainnya.
10. Penghargaan Pemerintah
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) perusahaan yang peduli dan mempekerjakan dengan layak para penyandang cacat. Penghargaan ini sebagai salah satu bentuk apresiasi pemerintah dalam meningkatkan motivasi serta kepedulian dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat.
Perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan adalah CV. Andri Perabot dari Sumatera Barat, PT. Shima Prima Utama, Palembang, PT. Unas Jaya Agrotama Lampung, PT. Candi Mekar Jawa Tengah, PT. Kedaung Surya Industrial, Jawa Timur, PT. Omega Plastik Jawa Timur, CV. Cristal Konveksi Yogyakarta, CV.Sogan Jaya Abadi Yogyakarta, PT.Sinar Pure Foods International Sulawesi Utara, PT Yakkum Bali.
Penghargaan kepada perusahaan yang telah peduli dan mempekerjakan dengan layak para penyandang cacat ini diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yang diwakili Plt. Dirjen Binapenta Kemenakertrans, Sunarno di Jakarta pada Jumat (3/11).
Muhaimin mengatakan dalam setiap perusahaan baik milik negera maupun swasta harus memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di perusahaannya. Namun pekerjaan itu harus disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuannya, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah karyawan dan/atau kualifikasi perusahaan.
Berbeda dengan kebanyakan radio yang mengudara di kota Semarang dan sekitarnya yang dikelola dan digawangi penyiar normal, orang-orang dibalik Radio SAMA FM Semarang sebagian besar adalah penyandang tuna netra. Mengudara sejak 17 Oktober 2010, siaran radio ini dapat dinikmati oleh pendengar setia di frekuensi 107.7 MHz dalam radius lima kilometer di sekitar Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Setiap hari sejak pukul 14 siang hingga pukul 22 malam, para penyiar dan operator tunanetra menghadirkan berbagai acara, mulai dari perbincangan kesehatan, musik, pengajian, hingga buku bicara.
Radio yang mengusung semboyana "Inspirasi dan Motivasi" ini diprakarsai oleh bapak Basuki, pendiri komunitas Sahabat Mata. Meskipun dengan keterbatasan fisik, suara para penyiar Radio SAMA FM Semarang tidak kalah dengan penyiar radio lainnya. Sebut saja Sofyan dan Siti Maimunah, penyandang tuna netra total.
Selain fasih membawakan acara, Sofyan dkk juga lihai mengoperasikan sendiri perangkat siaran seperti satu set komputer dengan mixer dan microphonenya yang tidak jauh berbeda dengan lainnya. Anda suka mendengarkan siaran radio bernuansa Islami? Radio SAMA FM Semarang pilihannya.
2. Carrefour
ilustrasi |
"Bahwa kita menjalin kerjasama dengan Departemen Sosial Balai besar vocational Bina Daksa Cibinong Bogor untuk kita mempekerjakan karyawan berkebutuhan khusus di areal kasir dan customer service," ungkap Head of Public Affair Carrefour Indonesia Satria Hamid
Tahap pertama, Carrefour Indonesia mempekerjakan 2 karyawan berkebutuhan khusus di gerai terbaru Carrefour di Pluit Village Jakarta Utara. Namun Satria menyebut, cara ini akan dilakukan secara bertahap di semua gerai Carrefour.
"Kita akan bantu mereka. Sekarang masih dua karyawan kita seleksi. Tetapi mereka sekolah dulu 1 tahun. Kita siap bantu. Kita sediakan juga fasilitas untuk mereka," katanya.
Berkebutuhan khusus (Heward) yakni seseorang dengan karakteristik khusus yang berbeda pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam berkebutuhan khusus antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar.
3. Permata Bank
PermataBank secara konsisten mewujudkan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) melalui berbagai aktivitas kepedulian terhadap masyarakat disekitarnya. Bersama dengan Yayasan Mitra Netra (YMN), PermataBank memberikan kesempatan kepada penyandang tunanetra sebagai petugas Telesales (Telesales Agent). Hadir dalam acara kemitraan ini Lauren Sulistiawati-Direktur Retail Banking PermataBank, jajaran Direksi PermataBank, Aria Indrawati-Yayasan Mitra Netra, Agina Siti Fatimah-Presiden Direktur PT Infomedia Nusantara dan Farid dari Advanced Career Indonesia pada tanggal 10 Agustus 2010 di PermataBank cabang Melawai.
Para penyandang tunanetra ini menjalankan tugasnya seperti layaknya petugas Telesales yang lainnya dengan menggunakan komputer dan telepon yang sama. Namun demikian untuk mendukung dan memudahkan pekerjaannya, disediakan aplikasi Text to Speech yang dapat menerjemahkan bahasa tulisan atau text menjadi bahasa suara. Dengan bahasa suara dan kelengkapan tambahan lainnya seperti panduan produk dalam bentuk huruf Braille, para petugas Telesales ini diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
4. Hotel Crown Plaza, Bank CIMB Niaga, dan ISS Indonesia.
"Tunanetra bekerja di perusahaan"? Itu memang ikhtiar yang masih sangat menantang.
Tantangan ada di dua sisi. Pertama, Di sisi tunanetra sendiri. Diperlukan persiapan khusus untuk membantu para tunanetra agar lebih siap bekerja di arus utama. Persiapan telah dimulai saat membantu tunanetra agar dapat menempuh pendidikan di sekolah umum hingga perguruan tinggi secara inklusif. Selanjutnya,melengkapi mereka dengan pelbagai ketrampilan, meliputi hard skill, misalnya ketrampilan menggunakan komputer, dan soft skill, antara lain bagaimana tunanetra memiliki ketrampilan untuk menyiapkan diri mengikuti wawancara, serta bagaimana agar dapat membangun relasi sosial dan mengembangkan diri saat bekerja kelak.
Tantangan kedua adalah meyakinkan masyarakat pemberi kerja, bahwa tunanetra juga dapat berperan dalam proses mendapatkan keuntungan di perusahaan mereka.
Mengatasi kedua tantangan inilah yang antara lain Mitra Netra lakukan selama ini. Perlahan tapi pasti, kini mulai ada hasilnya.
Setelah berhasil dengan perusahaan-perusahaan sebelumnya, Pada bulan Mei lalu, tiga perusahaan mulai menjalin kerja sama dengan Mitra Netra untuk penempatan tenaga kerja tunanetra. Mereka adalah, Hotel Crown Plaza, Bank CIMB Niaga, dan ISS Indonesia. Di hotel Crown Plaza, seorang tunanetra diterima bekerja sebagai operator telepon dan order taking service. Di Bank CIMB Niaga lima tunanetra diterima bekerja sebagai tele marketer. Sedangkan di ISS Indonesia, sebuah perusahaan jasa training, dua tunanetra diterima bekerja sebagai pengajar bahasa Inggris.
Dari ketiga bidang pekerjaan tersebut, kesempatan yang baru pertama kali tunanetra dapatkan adalah menjadi pengajar bahasa Inggris. Hal ini berawal ketika Mitra Netra menjalin kerja sama dengan hotel Inter Continental untuk membantu tunanetra magang bekerja di tahun 2009 lalu. Salah satu kesempatan yang diberikan saat itu adalah menjadi pengajar bahasa Inggris untuk karyawan harian di hotel tersebut. Saat Ari Kurnianto, manager HRD Hotel Inter Continental pindah ke ISS Indonesia, ia membawa ide tersebut ke perusahaan tempat ia bekerja saat ini. Langkah yang ia lakukan mencerminkan bahwa Ari telah memiliki perspektif yang benar tentang tunanetra; di mana pun ia berada, ia menerapkannya.
5. Kedaung Grup
Sisi Lain dari KEDAUNG GROUP, BELAJAR DARI KERENDAHAN HATI DARI TUNA DAKSA.
Setelah gelas kaca diberi pola dengan spidol, ia mulai mengukir dengan bantuan mesin gerinda. Sesekali ia mengelap serbuk gelas yang menutupi pola, lalu mulai lagi. Kedua tangannya dengan cepat dan bertenaga berpacu dengan bunyi mesin gerinda. Setelah beberapa lama, gelas sudah terukir dengan motif bambu lengkap dengan daunnya. Sangat cantik. Dan yang lebih membanggakan adalah sang pengukir, Pak Slamet dan Pak Yono adalah penyandang cacat fisik (tuna daksa).
Slamet dan Pak Yono adalah 2 dari 18 orang penderita cacat fisik yang dipekerjakan oleh Kedaung Group, produsen aneka barang rumah tangga terbesar di Indonesia ini.
Pak Slamet mulai bekerja di Kedaung sejak tahun 1980. Waktu itu, setelah lulus SMA ia mendengar dari mulut ke mulut bahwa pabrik Kedaung di Semarang menerima karyawan tuna daksa. Setelah ditest, ia akhirnya diterima di bagian enamel (pelapisan), setelah beberapa lama minta dipindahkan ke bagian ukir karena lebih menantang. �Di bagian ukir, saya berharap bisa lebih berkembang dan belajar membuat motif,� jelas bapak 2 anak ini.
Tahun 2008, pabrik Kedaung di Semarang ditutup karena suatu hal, tetapi khusus untuk para penyandang cacat, perusahaan menawarkan karyawannya pindah tempat kerja di Cikande, Jawa Barat. Ternyata ada 18 orang yang mau mengikuti usulan perusahaan, termasuk Pak Slamet dan Pak Yono.
Pak Slamet mengaku sudah lupa berapa motif ukiran yang ia buat selama 30 tahun bekerja di Kedaung Group. Mungkin seratus atau bahkan ribuan. Yang jelas, ide pola bisa ia dapatkan dari mana saja seperti majalah, televisi, tanaman, dan masih banyak lagi.
Dijelaskan Slamet, ia dan karyawan tuna daksa lainnya sangat bangga karena tenaga dan keahliannya dihargai oleh perusahaan. Tidak ada perbedaan gaji ataupun fasilitas dibanding yang normal. Hasil dari kerja kerasnya, Pak Slamet bisa membiayai kedua anaknya, bahkan anak paling besar sudah masuk perguruan tinggi.
Menurut James de Raves, Kedaung Group berhasil menciptakan pekerjaan untuk penyandang tuna daksa sesuai kemampuannya. Penyandang tuna daksa yang bekerja di tempatnya menunjukkan loyalitas dan keseriusan yang luar biasa dalam bekerja. Mereka tidak pernah mengeluh kalau diminta bekerja lembur dan mereka berhasil menciptakan desain dan hasil kerja dangan kualitas produk yang sangat memuaskan. �Kami puas dengan kerja dan semangat mereka,� jelas lelaki asal Amerika ini. Semoga semakin banyak perusahaan yang merekrut dan memperkerjakan mereka, sehingga Indonesia Kreatif, Indonesia Sejahtera yang menjadi semboyan Kedaung Group bisa cepat tercapai.
6. Wartawan di Mitra Netra Online
Sejumlah penderita tunanetra di Jakarta berhasil membuktikan diri sebagai jurnalis. Benarkah? Anda bisa buktikan dalam situs berita www.mitranetra.or.id, media yang dikerjakan oleh para wartawan tunanetra.
Salah satunya reporternya adalah Fitriana, sarjana lulusan Universitas Riau, yang bekerja di Mitra Netra Online sejak beberapa tahun silam. Saat ditemui SCTV di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, belum lama ini, dia terlihat sibuk menulis berita di sebuah komputer khusus tunanetra usai pulang liputan. Komputer tersebut dilengkapi software pembaca layar yang berguna bagi penderita tunanetra dalam mengoperasikan komputer.
Sebelum dipublikasikan, naskah buatan Fitriana juga diedit oleh redaktur yang juga penderita tunanetra. Setelah proses editing selesai, berita akan dipublikasikan di website www.mitranetra.or.id milik Yayasan Mitra Netra tersebut.
Menurut Pemimpin Redaksi Mitra Online Aria Indrawati, medianya mempekerjakan tiga reporter dan dua redaktur tunanetra. Selain itu, pihaknya juga menerima berita dari beberapa kontributor tunanetra yang bekerja di sejumlah daerah.
Selain menyelenggarakan kegitan jurnalistik, Yayasan Mitra Netra ini juga memproduksi buku-buku untuk tunanetra. Setidaknya ada 856 judul buku untuk tunanetra yang kebanyakan merupakan buku pelajaran yang menggunakan huruf braile.
7. Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank Indonesia merekrut karyawan tuna netra pertama bernama Fien Adriani, sebagai Help desk CRES Team mulai Juni 2008. Sebelum bergabung dengan Standard Chartered Bank Indonesia, Fien bekerja sebagai Operator sekaligus sebagai Customer Service di perusahaan Tours & Travel dan berlanjut menjadi Senior Secretary di perusahaan induknya. Setelah tamat dari Institut Bahasa Asing di Bandung, Jawa Barat, jurusan Sastra Jerman, Fien memberikan kursus privat untuk mengajar bahasa Inggris dan Jerman. Salah satu siswanya adalah isteri dari Aa Gym, seorang Guru Spiritual. Perekrutan Fien jelas merefleksikan prinsip Diversity & Inclusion yang kami miliki di Bank kami, dimana kami memberikan kesempatan yang sama untuk setiap orang untuk berada di tim kami. Merupakan hal yang sangat penting untuk membuat setiap karyawan merasa dihargai dan dihormati seperti apa adanya diri mereka dan untuk hal-hal yang mereka dedikasikan kepada perusahaan tanpa membedakan jenis kelamin atau perbedaan lainnya, sebagai bagian dari usaha kami untuk mencapai janji kami: Memimpin dengan Keteladanan, menjadi Mitra Terpercaya.
8. AstraWorld
Mengacu pada salah satu butir Catur Dharma yakni menghormati sesama dan membina kerja sama, AstraWorld memberikan kesempatan yang sama bagi putra-putri terbaik untuk bergabung di perusahaan. Tidak terkecuali untuk penyandang tunanetra. Sejak April 2011 AstraWorld merekrut penyandang tunanetra sebagai call center agent (CCA). Januari 2013 lalu, AstraWorld menambah dua orang lagi penyandang tunanetra sebagai CCA. Hingga saat ini total empat orang penyandang tunanetra bekerja sebagai CCA AstraWorld.
Proses rekrutmen untuk CCA tunanetra tidak berbeda dengan karyawan lainnya. Tetap mengutamakan azas kesetaraan, proses rekrutmen CCA tunanetra di AstraWorld lebih ditekankan pada penggalian minat dan motivasi mereka dalam memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. �Kami ingin menunjukan, sebagai tunanetra kami juga tetap bisa bekerja, berkarya dan berkompetisi dengan karyawan-karyawan lainnya�, tutur Hendra Kurniawan, salah seorang CCA tunanetra di AstraWorld.
Keempat CCA ini bertugas di Juanda site, di bagian telemarketing, khususnya untuk projek-projek yang berkaitan dengan teleprobing PT Federal International Finance (FIF) dan AstraWorld. Tugas mereka melayani pelanggan FIF yang akan melakukan pembelian ulang (repurchase) sepeda motor baru atau menawarkan produk-produk FIF lainya.
Produktivitas yang ditunjukan oleh CCA tunanetra tidak mengecewakan, bahkan hasil yang mereka capai di atas rata-rata CCA lainnya. Sebagai langkah selanjutnya, AstraWorld berencana menambah CCA penyandang tunanetra untuk menjalankan projek-projek yang dipercayakan oleh klien kepada AstraWorld.
9. PNS Tunanetra diangkat jadi pejabat
Kekurangan fisik bukan halangan untuk menggapai cita-cita. Salah satunya Elon Carlan SPd MPd. PNS yang menyandang tunanetra itu bisa menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Elon akhirnya dilantik Bupati H Aang Hamid Suganda sebagai pejabat di setda Kuningan, bersama pejabat lainnya.
Mungkin ini kali pertama dalam sejarah birokrasi Indonesia, seorang tunanetra dilantik menjadi pejabat. Keberanian itu ditunjukkan Bupati H Aang Hamid Suganda yang melantik Elon Carlan sebagai Kasubag Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Bagian Kesra Setda Kuningan. Pelantikan ini juga mengikis diskriminasi bagi para penyandang cacat. Elon ibaratnya membuka keran bagi PNS penyandang cacat lainnya untuk bisa menduduki jabatan strategis di lingkungan pemkab.
Bagi Pemkab Kuningan, dilantiknya PNS penyandang cacat atau berkebutuhan khusus menjadi pejabat adalah sejarah baru. Dibandingkan pemkab lainnya, Pemkab Kuningan lebih akomodatif dan menghargai kemampuan PNS penyandang cacat. Faktor kemampuan serta dedikasi dari Elon menjadi penyebab dilantiknya pria asal Desa Cikeusal, Kecamatan Cimahi itu menjadi pejabat teras pemkab.
Bupati H Aang Hamid Suganda ternyata sangat bangga dengan Elon Carlan. Bahkan bupati melihat, Elon memiliki kemampuan lebih dibanding PNS normal lainnya.
10. Penghargaan Pemerintah
ilustrasi |
Perusahaan-perusahaan yang mendapat penghargaan adalah CV. Andri Perabot dari Sumatera Barat, PT. Shima Prima Utama, Palembang, PT. Unas Jaya Agrotama Lampung, PT. Candi Mekar Jawa Tengah, PT. Kedaung Surya Industrial, Jawa Timur, PT. Omega Plastik Jawa Timur, CV. Cristal Konveksi Yogyakarta, CV.Sogan Jaya Abadi Yogyakarta, PT.Sinar Pure Foods International Sulawesi Utara, PT Yakkum Bali.
Penghargaan kepada perusahaan yang telah peduli dan mempekerjakan dengan layak para penyandang cacat ini diberikan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yang diwakili Plt. Dirjen Binapenta Kemenakertrans, Sunarno di Jakarta pada Jumat (3/11).
Muhaimin mengatakan dalam setiap perusahaan baik milik negera maupun swasta harus memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di perusahaannya. Namun pekerjaan itu harus disesuaikan dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan dan kemampuannya, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah karyawan dan/atau kualifikasi perusahaan.
Pasal 13 Undang-undang Nomor 4 tahun 1997.
Setiap penyandang cacat mempunyai kesamaan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya.
Pasal 14 Undang-undang Nomor 4 tahun 1997.
Perusahaan negara dan swasta memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang cacat dengan mempekerjakan penyandang cacat di perusahaannya sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan, pendidikan, dan kemampuannya, yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah karyawan dan/atau kualifikasi perusahaan.
sources:
http://majalahdiffa.com/
http://www.permatabank.com/
http://news.okezone.com/
http://jelajahsemarang.com/
http://news.liputan6.com/
http://ekonomi.kompasiana.com/
http://www.satu-indonesia.com/
http://www.jpnn.com/
http://www.standardchartered.co.id/
http://finance.detik.com/
http://klubnova.tabloidnova.com/
http://jakwin.blogspot.com/
http://menteri.depnakertrans.go.id/
bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih.
http://www.permatabank.com/
http://news.okezone.com/
http://jelajahsemarang.com/
http://news.liputan6.com/
http://ekonomi.kompasiana.com/
http://www.satu-indonesia.com/
http://www.jpnn.com/
http://www.standardchartered.co.id/
http://finance.detik.com/
http://klubnova.tabloidnova.com/
http://jakwin.blogspot.com/
http://menteri.depnakertrans.go.id/
bilamana terdapat kesalahan, mohon diralat, terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar